Lestari Market Day: Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di Bali melalui UMKM Lestari

Peserta Inkubator Usaha Lestari (INKURI) Bali

“Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia.”– Bung Karno

Bertepatan dengan momentum Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-77, kutipan perkataan Ir. Soekarno tersebut menjadi relevan dengan peluncuran 12 bisnis lestari karya anak muda Bali dalam acara Lestari Market Day. Melalui program Inkubasi Usaha Lestari (INKURI), Yayasan Pratisara Bumi Lestari (Pratisara Bumi Foundation)mendorong inovasi pemuda di Pulau Bali dalam program pelatihan bisnis selama 9 bulan sejak November 2021 hingga puncaknya pada 13 Agustus 2022 lalu. Dalam acara yang digelar di Park 23 Creative Hub Kuta Bali tersebut, kami meluncurkan 12 bisnis lestari pada sektor kriya, agropangan, dan pariwisata berkelanjutan. Acara ini dihadiri oleh berbagai mitra komunitas serta beberapa media sebagai pendukung dari program INKURI. 

“Regeneratif, Lokal, Berdaya”

Tema yang diusung oleh Lestari Market Day adalah “Regeneratif, Lokal, Berdaya”. Melalui tema ini, INKURI menyampaikan pesan kepada masyarakat terkait pemberdayaan pemuda lokal Bali dalam memajukan ekonomi yang regeneratif. Melalui tiga kegiatan utama, yakni sesi pitching oleh 12 bisnis lestari binaan INKURI, Diskusi Panel “Reimagining the Future of Bali”, serta Pameran Wirausaha Hijau oleh UMKM Lestari Bali, INKURI ingin mendorong ekosistem ekonomi lestari di Bali yang fokus pada kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat lokal, mendorong kelestarian budaya, serta konservasi alam. Dengan dukungan berbagai mitra, Enam (6) tim pemenang dengan model bisnis lestari terbaik berhasil dipilih dan meraih total hadiah sebesar 90 juta rupiah. 

“Setelah dari sini, bisnis-bisnis binaan INKURI ini masih perlu sekali dukungan dari banyak pihak di dalam ekosistem ekonomi lestari di Bali, termasuk pemerintah daerah”

– Saniy Amalia Priscila

(Ketua Yayasan Pratisara Bumi Lestari)

Pada sesi pitching, seluruh tim memiliki waktu selama 3 menit untuk mempresentasikan mengenai rencana bisnis mereka di depan para juri dan tamu undangan dari berbagai institusi pemerintah dan organisasi. Juri pada sesi ini adalah Leonard Theosabrata (Direktur Utama LLP-KUKM Smesco Indonesia), Inez Stefanie (Co-founder Supernova Ecosystem), Gatot Adiprana (Perwakilan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali), serta Jeff Kristianto (Direktur Business and Export Development). Para juri yang hadir melakukan penilaian dan memberikan tanggapan atas pitch bisnis hijau dari masing-masing tim yang melakukan pitch. Penilaian ini nantinya akan menentukan siapa yang menjadi pemenang program INKURI Bali. Sesi pitching ini juga dihadiri oleh beberapa tamu undangan dari pemerintahan seperti Dinas Koperasi, UKM , Perindustrian dan Perdagangan Badung, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Dinas Perdagangan Tabanan,  serta mitra-mitra INKURI yang terdiri dari instansi maupun organisasi yang bergerak di bidang ekonomi hijau. 

Pameran Wirausaha Hijau 

Setelah sesi pitching, para tamu undangan diarahkan untuk datang ke area Pameran Wirausaha Hijau dimana para tim finalis sudah siap untuk memamerkan produk mereka. Dalam sesi ini, setiap tim membuka booth untuk memajang produk ramah lingkungan hasil usaha masing-masing dan dihias sedemikian rupa untuk bisa menarik pengunjung maupun investor. Sesi ini digelar di lantai 1 Park 23 Creative Hub dan dibuka untuk umum, sehingga seluruh kalangan bisa berkunjung. Antusiasme para pengunjung dapat dilihat dari booth usaha yang tidak pernah sepi dari jam 12.00 – 16.00 WITA. 

Pameran ini juga diikuti oleh lebih dari 8 UMKM Lestari lainnya seperti Balini Organic, Tri Upcycle, Kunang Jewelry, Rosalie Cheese, Kopi Sobean, Mitra Bali Fair Trade, Made Tea, Fortuna Songket Sidemen, dan Terra Water. Koalisi Ekonomi Membumi juga memamerkan berbagai produk UMKM Lestari hasil kurasi kegiatan “ASEAN Access: SMEs’ Digital Innovations toward a Sustainable Future” lainnya seperti Bali Forages, Sampangan, Nicole’s Natural dll. Koalisi Ekonomi Membumi sendiri merupakan sebuah gerakan bersama untuk mendorong tumbuhnya ekosistem investasi ramah lingkungan, ramah sosial dan mengedepankan kearifan lokal di Indonesia melalui kerjasama lintas sektor, lintas negara dan lintas pemangku kepentingan. Pratisara Bumi Foundation dengan INKURI telah menjadi bagian dari koalisi ini. 

Kunjungan Bapak I Made Widiana (Kepala Dinkop UKM Kabupaten Badung) ke Booth Gumitri pada

Pameran Wirausaha Hijau Lestari Market Day

Diskusi Panel: “Reimagining The Future of Bali”

Lestari Market Day juga diramaikan dengan sesi diskusi panel bertajuk Reimagining the Future of Bali. Sebagai respon dari pandemi Covid-19, Pemerintah Bali mendorong konsep pembangunan Ekonomi Kerthi Bali yang memiliki prinsip-prinsip yang berpihak pada masyarakat lokal, sumber daya alam, serta kearifan lokal. Hadir pula Niluh Djelantik, figur Bali yang aktif mendorong UMKM lokal yang menekankan komunikasi antar masyarakat dengan pemerintah. Diskusi ini juga dihadiri oleh salah satu pelaku usaha lestari, Agung Alit dari Mitra Bali Fair Trade, yang telah mengimplementasikan fair trade atau perdagangan adil melalui 10 prinsip perilaku bisnis dalam menjalankan usahanya, beliau juga berpesan kepada teman-teman finalis untuk mengembangkan bisnis semaju mungkin hingga mendapatkan profit, tetapi jangan lupa untuk pedulikan masyarakat dan lingkungan. 

Akhir dari diskusi ini dirangkum dengan manis oleh Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), Gita Syahrani bahwasanya ada tiga hal konkrit yang perlu dimiliki oleh Bali dan seluruh daerah di Indonesia, yaitu sentra inovasi yang berbasis alam dan dikelola secara fair trade, sentra inkubasi dengan konteks regional, dan kerangka peraturan daerah yang memungkinkan UMKM dapat tumbuh, dimulai dari pengadaan barang dan jasa rutin pemerintah. Ia juga menambahkan bahwa “Reimagining the Future of Bali” juga bisa menjadi “Reimagining the Future of Indonesia”, yaitu tentang bagaimana sumber daya alam akan bisa dikelola dengan bijak pada saat kita mengembalikan proporsi pengelolaan usaha ke strata kecil menengah. 

“Harapan kedepannya, digitalisasi sektor ekonomi kreatif & perindustrian, kemudian pariwisata, namun pariwisata yang berbudaya, melestarikan adat dan budaya”

– Ida Bagus Putrayasa

(Sub-Koordinator Unit Substansi Ekonomi Badan Pembangunan Daerah Provinsi Bali)

Selaras dengan diskusi panel ini, audiens juga diajak untuk menyampaikan mimpi mereka untuk masa depan Bali, salah satunya menyampaikan “Harapannya Bali bisa bangkit akibat pandemi Covid-19 ini melalui pemberdayaan UMKM sehingga Bali tidak hanya bertumpu hanya di sektor pariwisata namun pengembangan sektor-sektor potensial lainnya salah satunya melalui UMKM dan Ekonomi Kreatif.” Mayoritas audiens mengharapkan adanya transformasi ekonomi Bali dari sektor pariwisata kepada sektor lainnya, salah satunya ekonomi kreatif. 


Diskusi Panel: Reimagining the future of Bali di Lestari Market Day

Selain acara diatas, INKURI juga bekerjasama dengan Tri Cycle untuk mengadakan Pesta Tukar Baju (Clothes Swap Party) dimana pengunjung yang datang bisa menukarkan baju dengan baju pengunjung lainnya yang telah terkumpul. Acara ini digelar dalam rangka mempromosikan gerakan fesyen berkelanjutan dan mengurangi limbah pakaian bekas pakai yang masih layak pakai. Pesta ini sekaligus menjadi acara penutup dari Lestari Market Day. 

Dari 12 usaha lestari binaan INKURI, tiga tim yang terpilih menjadi model bisnis lestari terbaik adalah Pranee, sebuah bisnis yang menciptakan detergen organik yang ramah lingkungan sebagai solusi dari masalah pencemaran air, menjadi pemenang pertama INKURI Bali. Dilanjutkan oleh Bagudaya, bisnis yang memberdayakan pengrajin lokal di Karangasem untuk memanfaatkan serat gebang menjadi dekorasi rumah berbahan natural, dan Kopuri sebagai pemenang ketiga yaitu penyedia produk kopi dan herbal lokal berkelanjutan dengan memberdayakan petani lokal di Buleleng. Bendega, Gumitri, dan Travelearn Indonesia kemudian menjadi 3 usaha lestari dengan juara harapan. Seluruh pemenang mendapatkan modal bisnis awal dari organisasi non-profit, Chance for Change. Penilaian terhadap setiap tim didasarkan pada hasil penilaian juri pada sesi pitching, hasil produk MVP (Minimum Viable Product), Rencana Bisnis, dan keterlibatan mereka selama 9 bulan perjalanan program INKURI Bali.

Juara 1 program Inkubasi Usaha Lestari: Pranee

Share this post