Flores, sebuah wilayah kecil di Indonesia bagian timur yang dikelilingi oleh kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Di satu sisi, Kekayaan ini menjadi berkah bagi masyarakat di dalamnya, namun di sisi lain memberikan tantangan besar bagi mereka untuk menjaga keanekaragaman hayati dan memanfaatkan potensi alamnya secara maksimal. Flores juga dihadapkan dengan masalah lingkungan seperti perubahan iklim, krisis ekonomi, dan krisis di sektor pertanian yang belakangan menjadi penghambat perkembangan di wilayah ini.
Pertanian sebagai tulang punggung ekonomi Flores.
Menurut Badan Pusat Statistik, sektor pertanian menyumbang 79,4% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Flores (2020). Pertanian, peternakan, dan layanan terkait mendominasi mata pencaharian masyarakat, di mana sebagian besar keluarga menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian. Bahkan di Flores Timur, 42% penduduknya bekerja di sektor agrikultur (BPS, 2022). Keterkaitan erat antara masyarakat Flores dan pertanian juga tercermin dalam budaya yang telah diwariskan sejak masa nenek moyang mereka dari generasi ke generasi, seperti terlihat dalam struktur ikonik sawah jaring laba-laba di Manggarai dan kalender agraris masyarakat adat Lio.
Ironisnya, dilimpahi dengan sumber daya pertanian yang luar biasa, sektor ini justru belum mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Flores. Rata-rata pendapatan bulanan petani di NTT masih di bawah 1 juta rupiah (BPS, 2020), jauh di bawah garis kemiskinan nasional. Kondisi ini mendorong banyak generasi muda, yang mencakup 68% dari total populasi provinsi, untuk bermigrasi ke luar daerah demi mencari peluang ekonomi yang lebih baik. Padahal, justru generasi muda inilah yang memiliki kunci untuk mengubah masa depan Flores. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip inovasi berkelanjutan yang berbasis teknologi tradisional, mereka bisa menjadi ujung tombak masa depan Flores yang lebih hijau dan sejahtera.
Pemuda: Kunci Pembangunan Ekonomi Flores
Memperkuat kapasitas generasi muda, khususnya dalam kewirausahaan ramah lingkungan, adalah hal esensial agar mereka mampu menjadi penggerak pembangunan berkelanjutan. Dengan memberdayakan generasi muda lokal, kita dapat membantu Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai ketahanan sosial, ekonomi, dan iklim. Orang muda Flores yang berjumlah 1.8 juta jiwa memiliki potensi besar untuk merevitalisasi pertanian dengan praktik yang berkelanjutan, menciptakan bisnis hijau untuk pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan solusi berbasis teknologi tradisional untuk permasalahan lingkungan yang ada di Flores.
Scale Green Flores: Membuka Jalan Pembangunan Berkelanjutan lewat Pemuda
Didasari oleh kesadaran atas urgensi pembangunan ekonomi berbasis agrikultur berkelanjutan di Flores, Pratisara Bumi Foundation meluncurkan inkubator usaha lestari bertajuk “Scale Green Flores”, yakni sebuah upaya pembangunan ekosistem yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas kewirausahaan lokal NTT, terutama di sektor pertanian, untuk menciptakan bisnis yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Kami ingin menciptakan bukti nyata bahwa bisnis yang ramah lingkungan mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan regenerasi sumber daya alam di daerah Flores.
Program ini menargetkan orang muda Flores berusia 17-35 tahun yang berdomisili di 3 kabupaten Flores; Ende, Nagekeo, dan Manggarai Barat. Inkubasi ini menyediakan pelatihan dan peningkatan kapasitas untuk mengubah bisnis yang ada menjadi usaha ramah lingkungan melalui tiga kegiatan utama: program inkubasi bisnis, Market Connection Day, dan pendampingan pasca program. Dengan mengikuti program ini, para pemuda yang terlatih diharapkan bisa mengembangkan keterampilan kewirausahaan yang selaras dengan prinsip keberlanjutan lingkungan.
Tahapan pendaftaran program Scale Green Flores telah dibuka sejak 24 Agustus hingga 24 September 2024. Jika Anda tertarik untuk berkontribusi pada pembangunan Flores melalui usaha yang berkelanjutan, segera daftarkan diri Anda melalui www.usahalestari.com/scale-green-flores. Ayo, bersama-sama kita wujudkan Flores yang hijau dan lestari untuk generasi mendatang!
Referensi:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Flores Timur. (2020). Kabupaten Flores Timur Dalam Angka 2020.
Ditulis oleh: Naila Mutiara Madina (Sr. Communications Officer)