Aktor Kunci Pembangunan Berkelanjutan dalam Refleksi Sumpah Pemuda

“Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia”

 

Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan kutipan pidato Ir. Soekarno tersebut. Kendati terdiri tidak lebih dari 10 kata, kalimat tersebut ternyata memiliki makna mendalam yang mengungkap realitas mengenai kekuatan pemuda dan potensinya sebagai ujung tombak bangsa Indonesia. Pemuda merupakan generasi penerus yang dapat menentukan sejauh mana bangsa Indonesia akan berlayar salah satunya dalam pembangunan berkelanjutan.

 

Siapakah Anak Muda?

Menurut UU Nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan, pemuda merupakan warga negara Indonesia yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Secara kuantitas, Indonesia memiliki potensi pemuda yang cukup besar, mencapai lebih dari 50% dari total populasi. Apabila ditunjang dengan ekosistem pendukung yang baik, tentunya potensi ini dapat dikembangkan untuk mengakselerasi perubahan besar dari kacamata ekonomi dan lingkungan. Hal ini juga didukung oleh karakter pemuda yang dinamis, kreatif dan inovatif, sifat keingintahuan yang tinggi dan kemauan belajar yang besar karena sedang berada dalam pencarian peran dan makna dalam dirinya.

 

Anak Muda dan Sejarah

Fakta sejarah mengungkapkan bahwa kaum muda selalu berperan penting dalam pergerakan bangsa Indonesia. Tepat 93 tahun yang lalu, pada 28 Oktober 1928, diselenggarakan Kongres Pemuda II yang menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda. Ikrar ini sangat monumental dan menjadi salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia yang mengawali kesadaran kebangsaan. Peristiwa Sumpah Pemuda menunjukkan bahwa pemuda merupakan sosok-sosok tangguh yang dapat membuat keputusannya sendiri. Dengan tekad, inisiatif, dan keberanian, generasi muda terbukti dapat menciptakan suatu pergerakan yang berarti untuk bangsa Indonesia.

Semangat sumpah pemuda yang diikrarkan lebih dari 93 tahun yang lalu ternyata terus membara dan menjadi jiwa yang menginspirasi semangat pemuda Indonesia di masa kini. Namun, berbeda dengan masa penjajahan, pemuda masa kini dihadapkan dengan permasalahan kemerdekaan “ekonomi” dan “lingkungan”.

Berefleksi dari pergerakan pemuda di tahun 1928 titel “generasi perubahan” memang melekat pada diri orang-orang muda. Dari masa ke masa, jika dibekali dengan keterampilan dan kemampuan yang mendukung, pemuda bisa menjadi aktor kunci dalam kesuksesan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals yang diusung oleh negara-negara di seluruh dunia. Sebagai subjek dalam pembangunan berkelanjutan, hal-hal seperti akses terhadap pendidikan yang berkualitas, kesempatan, infrastruktur, dan sumber daya pendukung, adalah faktor eksternal yang dibutuhkan pemuda untuk dapat mengakselerasi terwujudnya pembangunan berkelanjutan di daerah.

Indonesia memerlukan anak muda untuk kembali menggambar titik pangkal perubahan ekonomi, sosial dan lingkungan. Namun, dukungan yang diperlukan ini tidak dapat dirasakan secara merata oleh seluruh anak muda di Indonesia. Lebih dari 50% anak muda tinggal di daerah minim sumber daya dan akses, sehingga perlu adanya solusi kontekstual untuk menjembatani jurang pemisah antara satu pemuda di barat Indonesia dan pemuda lainnya di timur Indonesia.

 

INKURI Sebagai Penyedia Ekosistem Pendukung Bagi Anak Muda Dua tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2019, di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur,  langkah tersebut sudah dimulai. INKURI, yang pada saat itu bernama E.thical, sukses menyelenggarakan program pelatihan kewirausahaan berkelanjutan bagi para pemuda Ende sebagai salah satu ekosistem pendukung untuk membangun kembali ekonomi lokal yang tangguh dengan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan dari proyek atau bisnis mereka. Tanggal 28 Oktober 2019, bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda, 24 pemuda Ende mendeklarasikan sumpah wirausaha. Melalui sumpah tersebut, mereka bertekad untuk menjadi ethicalpreneur atau wirausaha lestari yang tidak hanya berorientasi pada profit, namun memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan juga lingkungan.

Kami Ethicalpreneur Ende, menyuarakan untuk semua para pengusaha harus menghasilkan produk yang dapat diperbaiki dan tahan lama.

 

Kami Ethicalpreneur Ende, berkomitmen untuk mulai menyediakan fasilitas daur ulang di setiap usaha yang berada di Kabupaten Ende.

 

Kami Ethicalpreneur Ende, mendeklarasikan untuk meningkatkan upah yang adil untuk para pekerja usaha kami, jaminan kesehatan dan sosial serta menolak pekerja di bawah umur.

 

Kami Ethicalpreneur Ende, berkomitmen akan melakukan pengolahan limbah secara bertanggungjawab agar Sumber Daya Alam tetap terjaga.

 

Kami Ethicalpreneur Ende, akan menggunakan bahan baku lokal dan organik dalam kegiatan berwirausaha.

 

INKURI tidak berhenti di Ende. INKURI terus bertekad untuk memfasilitasi dan menjadi ekosistem pendukung bagi anak-anak muda yang ingin membangun kembali perekonomian daerahnya dengan menjunjung kearifan lokal. Di tahun 2021 ini, INKURI hadir untuk anak muda Bali. Melalui program Inkubator Usaha Lestari ini, harapannya semangat sumpah pemuda masih akan terus menjadi roh yang menghidupkan semangat dan karakter khususnya pemuda Bali agar dapat membawa pembangunan berkelanjutan dan ekonomi yang berpihak pada masyarakat lokal

Share this post